Hati Manusia |
Hati merupakan organ bagian dalam manusia yang berukuran paling besar juga merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam
rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal
beratnya kurang lebih 1,5 - 2 kg atau sekitar 3-5% dari berat badan.Hati berwarna merah. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea dan asam urat. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Hati mempunyai keunikan di antaranya dapat
memperbarui atau menumbuhkan kembali sel-sel yang sudah rusak akibat
terluka atau penyakit. Namun, jika hati mengalami kerusakan secara
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat
mengakibatkan kerusakan hati sehingga sel-selnya tidak dapat diperbarui
lagi.
STRUKTUR HATI
Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan kanan, dengan
posisi sedikit saling menindih. Lobus kanan memiliki dua lobus yang
salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri dari banyak
lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Struktur
lobulus berbentuk persegi enam, dengan panjang kurang lebih 1 mm.
Struktur Hati Manusia |
Bagian luar hati dilindungi oleh kapsula hepatika.
Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh darah, yaitu arteri
hepatika dan vena portal hepatika. Arteri hepatika mengangkut 30% darah
dari jumlah total darah di hati. Darah ini berasal dari percabangan
aorta sehingga darah yang diangkut merupakan darah yang mengandung
banyak oksigen. Sementara itu, vena porta hepatika mengangkut 70% dari jumlah total darah yang ada di hati. Darah ini mengangkut sari-sari makanan dari usus halus.
Pembuluh
yang mengangkut darah keluar dari hati yaitu vena hepatika. Pertemuan
antara pembuluh arteri hepatika dan vena porta hepatika membentuk
sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel
kupffer. Sel ini bertugas memfagositosis organisme asing atau zat-zat
berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin
ini kemudian diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu. Jaringan
hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Antarlapisan hepatosit dipisahkan
oleh lakuna, sedangkan antara hepatosit satu dengan hepatosit yang lain
dipisahkan oleh kanalikuli.
FUNGSI HATI SEBAGAI ALAT EKRESI
Hati mengeluarkan empedu yang berupa
cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung
kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang
disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu
berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang
berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah
merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi
urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan
urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di
dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke
dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan
urin.
Getah empedu dihasilkan dari hasil
perombakan sel darah merah. Getah ini ditampung di dalam kantung empedu
kemudian disalurkan ke usus 12 jari. Getah empedu pada dasarnya terdiri
atas dua komponen yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu
berfungsi dalam proses pencernaan makanan yaitu untuk mengemulsi lemak.
Sedangkan zat warna empedu tidak berfungsi sehingga harus diekskresikan.
Zat warna empedu yang diekskresikan ke usus 12 jari, sebagian menjadi
sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan beberapa diserap kembali
oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat warna pada urine yang
disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna feses dan urine
kuning kecoklatan.
Urea
adalah salah satu zat hasil perombakan protein. Karena zat ini beracun
bagi tubuh maka harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea diangkut ke
ginjal untuk dikeluarkan bersama urine.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
- Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
- Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
- Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
- Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.
- Menetralkan obat dan racun.
- Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
PENYAKIT DAN GANGGUAN ORGAN HATI
Hepatitis
Penyebab : Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Pencegahan :
- Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
- Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril
- Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir
- Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
- Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi
melalui kimiawi
yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitispengobatan
suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel
hati yang rusak
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran
empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua
belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning.
Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna
kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh
tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena
bercampur dengan cairan empedu.
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati
sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis
hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena
alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati
komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar,
mata kuning serta koma hepatikum).
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati.
Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC
merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis
yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran
empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan
lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu,
bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi
darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata
disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin
menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.
Sumber: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar