MENSTRUASI
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya
dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh
darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika
tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui
cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara
menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus
menstruasi.
SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.
Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase
ovulasi, fase pasca-ovulasi
Siklus Menstruasi |
1. Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma. 3. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Tahukah kamu?
Hanya sebagian kecil wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi
seseorang adalah teratur. Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil
penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata hanya 3% yang memiliki siklus
menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu kekecualian yang jarang
terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstrasi yang kurang teratur; dari
siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka waktu yang normal berkisar antara 20 hari hingga
36 hari, atau rata-rata 28 hari. Namun hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai
siklus dengan kisaran satu atau dua hari dari statistik rata-rata 28 hari.
Siklus
menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri
adalah suatu hal yang normal. Karena sedang berkembang menuju arah
kedewasaan. Secara berangsur-angsur siklus akan menjadi teratur
menjelang usia
20 tahun. Sedangkan pada wanita menjelang menophause, menstruasi berubah
menjadi lebih
tidak teratur untuk kemudian berhenti sama sekali. Bagi remaja putri
sebaiknya membiasakan diri membuat catatan tanggal berapa hari pertama
menstruasi bulan ini, tanggal berapa
hari pertama menstruasi bulan berikutnya, demikian seterusnya. Kemudian
hitung
berapa hari siklus menstruasi tiap bulannya. Catat pula jenis cairan
vagina yang keluar dan
perubahan tubuh yang terjadi di sepanjang siklus tersebut. Catatan
tersebut
dapat membantu mempelajari kebiasaan yang terjadi dalam tubuh kita
sendiri. Dan
data siklus menstruasi tersebut suatu saat akan mempunyai nilai yang
sangat
berarti.
Cairan yang keluar dari vagina
Semua
wanita
mengalami pengeluaran cairan dari vagina selain darah haid. Cairan
tersebut membantu membasahi, membersihkan dan melindungi vagina dari
bacteri-bacteri tertentu. Pengeluaran cairan ini bersifat normal;
jumlahnya
relatif sedikit tetapi dapat membuat noda pada celana dalam. Jenis
cairan yang
keluar ada yang jernih, ada yang keruh kental berwarna
kekuning-kuningan. Cairan yang jernih, mulur seperti putih telur
disekresikan
oleh kelenjar yang terdapat pada cervix selama 3-5 hari menjelang
ovulasi
karena pengaruh hormon estrogen. Di saat lain vagina juga mengeluarkan
cairan
pekat, keruh berwarna kekuningan serta mempunyai bau yang khas. Dinding
vagina
mempunyai sifat yang sama seperti kulit lainnya yaitu sel-selnya selalu
membelah, sel-sel yang telah tua dan mati akan terlepas. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan keruh kental/pekat berwarna
kekuning-kuningan karena mengandung sel-sel mati, bacteri dan lendir. Di
dalam vagina terdapat
beberapa jenis bacteri, pada pada orang sehat; 95% diantaranya merupakan
bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya merupakan bacteri patogen.
Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus yaitu Lactobacillus doderlein dan Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan asam laktat dan membantu
mempertahankan lingkungan asam dalam vagina, beberapa jenis lainnya menghasilkan hidrogenperoksida dan antibiotik.
Suasana asam dalam vagina ini merupakan pertahanan alami terhadap
kemungkinan infeksi. campuran zat yang dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina mengasilkan aroma khas vagina.
Bila cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat; berwarna lain (putih seperti susu, kuning kehijauan, merah coklat), berbau busuk, jumlahnya relatif banyak, disertai keluhan gatal, panas, nyeri dsb. Hal ini merupakan tanda; mungkin ada suatu gangguan pada organ reproduksi. Untuk itu sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Sindrom pramenstruasi
Jika
suatu saat tiba-tiba seorang wanita merasakan cincin yang biasa dipakai menjadi
lebih sesak, merasa sedih yang tak beralasan, mudah tersinggung dan gampang
marah, nafsu makan berlebihan, mengidam jenis makanan tertentu, mungkin wanita
tersebut sedang mengalami sindrom pramenstruasi. Sindrom pramenstruasi adalah
perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi di antara hari ke empat belas
hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan hilang segera setelah datang
menstruasi.
Perubahan fisik tersebut antara lain: kenaikan berat badan, terjadi
pembesaran bagian tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki)
karena tubuh menahan cairan, pegal dan nyeri otot terutama daerah pinggang,
payudara membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat, air seni berkurang, pusing,
mual, nafsu makan meningkat.
Perubahan psikis meliputi: kontrol emosi
rendah, cepat marah, reaksi emosi yang tidak logis, daya ingat dan konsentrasi
rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga.
Derajad keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu dengan
yang lain tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom
pramenstruasi tidak menjadi masalah yang berarti dan dapat menjalani aktifitas
hidupnya dengan normal. Namun pada beberapa wanita; perubahan psikis sindrom
pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius. Dengan mengidentifikasi perubahan
fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom pramenstruasi, wanita dapat
mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan mengendalikan emosinya
sehingga hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan sosialnya tetap
terjaga.
Siklus estrus
Jika pada
manusia dan beberapa primata lainnya mempunyai siklus menstruasi, pada mamalia
lain dikenal adanya siklus estrus (estrous cycle). Pada siklus estrus
lapisan endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi, akan
diserap kembali oleh uterus bila tak terjadi pembuahan, sehingga tidak banyak
terjadi pendarahan. Pada hewan betina periode seputar ovulasi; vagina mengalami
perubahan yang memungkinkan terjadinya perkawinan, periode ini disebut estrus.
Dalam bahasa latin; oestrus berarti gairah atau kegilaan, kopulasi hanya
terjadi pada periode estrus. Pada peternak sapi, insemenasi buatan dilakukan pada
saat sapi betina mengalami estrus yang ditandai: vagina mengalami 3A dalam
bahasa Jawa (Abuh = ukuran lebih besar, Abang = warna merah, Anget
= hangat). Jangka waktu siklus estrus berbeda-beda; pada tikus hanya 5 hari,
anjing dan beruang hanya mengalami satu siklus pertahun, tetapi pada gajah
mengalami beberapa kali siklus estrus pertahun.
Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In vitro).
A. STRUKTUR OOSIT
Embrio berupa blastula bergerak dari oviduct menuju uterus akhirnya tertanam (mengalami implantasi/nidasi) dalam dinding endometrium. Setelah implantasi embrio terjadilah kehamilan.
Sel-sel bagian luar blastula disebut trofoblas mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk melisiskan sel-sel endometrium, kemudian membentuk tonjolan-tonjolan sebagai alat kait untuk menempel pada endometrium. Sel-sel di bawah trofoblas dengan cepat membelah (berproliferasi) membentuk plasenta dan selaput/kantung kehamilan
Macam-macam membran kehamilan:
Sel-sel bagian dalam blastula disebut embrioblas atau bakal embrio. Mula-mula terdapat 2 lapisan embrioblas yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam), lapisan luar akan melekuk membentuk lapisan tengah atau mesoderm. Pada fase 3 lapisan ini embrio disebut gastrula. Selanjutnya ketiga lapisan ini akan berkembang membentuk berbagai macam organ (organogenesis) pada minggu ke empat sampai ke delapan; lapisan ektoderm membentuk kulit dan rambut, saraf, hidung, mata dsb. Mesoderm berkembang menjadi tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpha dan kelenjar kelamin. Sedangkan endoderm akan membentuk organ-organ pernafasan dan pencernaan. Selanjutnya mulai minggu ke sembilan hingga menjelang kelahiran terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh terjadi sangat pesat, pada masa ini disebut fetus atau janin
Masa kehamilan adalah masa sejak terjadinya fertilisasi/konsepsi dan
embrio terimplantasi dalam endometrium hingga terjadi kelahiran.
Rata-rata berlangsung selama 266 hari (38 minggu) dari konsepsi atau 40
minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir. Kehamilan manusia
dibagi menjadi 3 trisemester, masing-masing 3 bulan lamanya;
Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. Tempat terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In vitro).
Ovulasi
Sebelum membahas Ovulasi. Mari luruskan dulu persepsi mengenai Ovum dan Oosit.
Ovulasi adalah proses lepasnya Oosit (bukan Ovum). Oosit masih berada di tahap Oosit sekunder. Jadi, belum berupa ovum matang. Lalu kapan Oosit menjadi Ovum?
Ingat-ingat
lagi postingan sebelumnya, Oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi berukuran
lebih kecil disebut badan kutub sekunder. Ootid ini akan
bermetamorfosis menjadi Ovum. Namun, untuk membuat Oosit sekunder
menjadi Ootid perlu dirangsang oleh keberadaan sperma. Jika tidak ada
sperma maka Oosit ini tidak ada yang membuahi, sehingga akan ikut luruh
bersama dinding rahim saat menstruasi.
Ketika sperma Jika pada sel terdapat 2 inti sel (pronukleus) dari Sperma dan Oosit yang belum melebur, juga terdapat 2 badan polar maka saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi Ovum yang matang.
Sekarang,
kembali ke Ovulasi. Keluarnya Oosit disebabkan oleh Luteinizing Hormone
(LH) yang disekresikan oleh hipofisis. Hipofisis terangsang oleh
estrogen yang diproduksi sel-sel folikel. Saat menjelang ovulasi,
Meiosis I selesai, Oosit sekunder dan badan polar pertama melanjutkan
pembelahan dengan melakukan Meiosis II dan berhenti pada Metafase II.
Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh
Fimbriae dan dibawa ke oviduk.
Sumber: php.med.unsw.edu.au
Oosit yang baru keluar dari Ovarium memiliki beberapa lapisan pelindung, antara lain:
1. Cumulus Oophorus adalah
tumpukan sel-sel granulosa yang menyelubungi dan menunjang oosit,
nantinya sel-sel granulosa ini akan berubah menjadi mantel terluar yang
paling tebal yang disebut Korona Radiata.
2. Zona pellusida adalah
lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah.
Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa. Dapat
juga mencegah terjadinya polyspermi (lebih dari 1 sperma yang masuk)
Tahapan Proses Fertilisasi
- Begitu lepas dari Ovarium, Oosit akan melengkapi Meiosis 1 dan memulai Meiosis 2 (berhenti di Metafase II) sambil bergerak menuju Oviduct dengan bantuan epitel bersilia.
- Setelah sperma diejakulasi, sperma bergerak dari serviks (leher rahim), uterus, hingga tiba di oviduct/tuba fallopi. Dibutuhkan waktu 14-72 jam bagi sperma untuk membuahi Oosit.
- Kapasitasi Spermatozoa di Oviduct adalah masa penyesuaian dalam saluran reproduksi wanita di mana terjadi pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein plasma semen yang membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada manusia, selain itu Spermatozoa diberi nutrisi dan ATP oleh jaringan Oviduct.
4. Sperma
dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
menghasilkan enzim dan senyawa tertentu sehingga terjadi aktivitas yang
saling mendukung. Pada sperma terjadi Reaksi Akrosom, yaitu pelepasan enzim-enzim yang dapat menembus dinding Oosit, diantaranya:
a. Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan senyawa hilarunoid yang terdapat pada lapisan korona radiata.
b. Akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
c. Antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Selain sperma, oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu. Senyawa tersebut adalah fertilizin, yang tersusun atas glikoprotein yang berfungsi:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
b. Menarik sperma secara kemostaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
- Fusi membran Oosit dan membran Sperma sehingga terjadi Reaksi Granula Korteks Oosit untuk mencegah lebih dari 1 spema yang masuk (anti polispermia) dengan cara
a. Perubahan tegangan listrik membran Oosit dari 20 μV menjadi 60 μV.
b. Terbentuk membran fertilisasi.
Kehamilan atau Gestasi.Embrio berupa blastula bergerak dari oviduct menuju uterus akhirnya tertanam (mengalami implantasi/nidasi) dalam dinding endometrium. Setelah implantasi embrio terjadilah kehamilan.
Sel-sel bagian luar blastula disebut trofoblas mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk melisiskan sel-sel endometrium, kemudian membentuk tonjolan-tonjolan sebagai alat kait untuk menempel pada endometrium. Sel-sel di bawah trofoblas dengan cepat membelah (berproliferasi) membentuk plasenta dan selaput/kantung kehamilan
- sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
- korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion atau jonjot-jonjot di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio yang berhubungan dengan darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi embrio.
- amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam suatu ruangan yang berisi cairan amnion (air ketuban). Cairan amnion dihasilkan dari membran amnion, cairan ini berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, menjaga suhu lingkungan embrio dan menjaga dari pengaruh goncangan.
- alantois merupakan membran pembentuk tali pusat. Didalam alantois terdapat 2 macam pembuluh darah: arteri pusar dan vena pusar. arteri pusar mengalirkan darah dari jantung fetus menuju plasenta mengandung sisa metabolisme dan karbondioksida. Vena pusar mengalirkan darah dari plasenta menuju jantung fetus mengandung nutrisi dan oksigen.
Sel-sel bagian dalam blastula disebut embrioblas atau bakal embrio. Mula-mula terdapat 2 lapisan embrioblas yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam), lapisan luar akan melekuk membentuk lapisan tengah atau mesoderm. Pada fase 3 lapisan ini embrio disebut gastrula. Selanjutnya ketiga lapisan ini akan berkembang membentuk berbagai macam organ (organogenesis) pada minggu ke empat sampai ke delapan; lapisan ektoderm membentuk kulit dan rambut, saraf, hidung, mata dsb. Mesoderm berkembang menjadi tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpha dan kelenjar kelamin. Sedangkan endoderm akan membentuk organ-organ pernafasan dan pencernaan. Selanjutnya mulai minggu ke sembilan hingga menjelang kelahiran terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh terjadi sangat pesat, pada masa ini disebut fetus atau janin
organogenesis |
- Trisemester pertama
Terjadi perubahan zigot menjadi embrio (morula, blastula, gastrula). Selanjutnya gastrula mengalami deferensiasi dan organogenesis sehingga akhir trisemester pertama telah terbentuk fetus (janin) dengan panjang kurang lebih 5 cm. Embrio memberikan sinyal kehadirannya berupa hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang bertindak seperti LH pituitari untuk mempertahankan sekresi progesteron dan estrogen oleh korpus luteum. Tingginya kadar HCG dalam darah ibu menyebabkan sebagian diekskresikan bersama urine dan dapat dideteksi melalui uji kehamilan. Sedangkan kadar progesteron yang tinggi menyebabkan perubahan sistem reproduksi wanita yang hamil seperti: sekresi mukosa dalam servix yang membentuk sumbatan pelindung, pertumbuhan plasenta, pembesaran uterus, penghentian ovulasi dan menstruasi (karena memberikan efek negatif terhadap hipotalamus dan pituitari) dan pembesaran payudara. Diakhir trisemester pertama denyut jantung fetus dapat dideteksi dengan stetoskup. - Trisemester kedua
Diawal trisemester kedua ibu telah dapat merasakan pergerakan janin dalam kandungannya. Kadar hormon akan stabil ketika HCG menurun, korpus luteum akan rusak dan perannya akan digantikan oleh plasenta untuk mensekresikan hormon progesteron yang berfungsi mempertahankan kehamilan. Selama trisemester kedua, pertumbuhan fetus sangat cepat hingga mencapai panjang sekitar 30 cm. - Trisemester ketiga
pertumbuhan fetus sangat cepat, hingga akhir trisemester ketiga panjang fetus dapat mencapai kurang lebih 50 cm dan berat mencapai sekitar 3 kg. Aktifitas fetus agak berkurang karena ruangan yang tersedia didalam selaput kehamilan terisi tubuh fetus yang telah membesar. Hal ini menyebabkan organ-organ disekitar uterus terdesak dan tertekan, sehingga ibu hamil sering buang air kecil, mengalami hambatan saluran pencernaan dan merasa pegal pada otot punggung. Kepala fetus merupakan organ yang berukuran paling besar dan berat dari organ tubuh lainnya, sehingga karena gaya gravitasi; kepala fetus telah turun ke bawah masuk kedalam rongga pelvis ibunya untuk siap dilahirkan.
- berhenti menstruasi
- timbul rasa mual dan muntah (nyidam)
- payudara membesar dan warna kulit sekitar puting bertambah gelap
- rahim membesar sehingga sering ingin buang air kecil
- timbul garis gelap dari daerah pusar hingga vagina
- gigi mudah terinfeksi dan berlubang
- persendian terasa lebih kaku
Berikut ini adalah video yang menggambarkan terjadinya konsepsi,
perkembangan embrio/fetus selama 3 trisemester hingga menjelang
kelahiran. (diambil dari http://www.youtube.com/watch?v=KXRbV33J5qk)
Masa reproduktif wanita dimulai sejak menarche dan berakhir sampai
menophause. Namun sebaiknya kehamilan pertama terjadi pada usia 21
tahun hingga 30 tahun. Di bawah usia 21 tahun sistem reproduksi belum
siap karena wanita masih dalam masa pertumbuhan; produksi hormon belum
optimal dan tulang pelvis belum mencapai ukuran maksimal. Karena faktor
pendidikan dan pekerjaan, saat ini banyak wanita yang menikah diatas
usia 30 tahun. Tapi perlu diketahui bahwa pada usia tersebut kondisi
wanita telah mulai menurun, misalnya sebagian otot dan tulang panggul
telah berkurang kelenturannya dan sangat tidak dianjurkan hamil diatas
usia 40 tahun karena faktor resikonya semakin tinggi.
http://pewidya.blogspot.com/p/blog-page.html
http://bioedulima.blogspot.com/2013/04/fertilisasi-pada-manusia.html
Terima Kasih Info nya kak :) Makasih yah
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapus